Adi Setiawan – Bab 4 Tataran Linguistik (2) : Fonologi
Posted Oktober 15, 2008
on:Nama : Adi Setiawan
NIM : 1402408075
Rombel : 1
4. TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu. Fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.
4.1 FONETIK
Fonetik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Sedang fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.
4.1.1 Alat Ucap
Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu. Misalnya, bunyi apikodental yaitu gelombang antara ujung lidah dengan gigi atas.
4.1.2 Proses Fonasi
Terjadinya bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok kepangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara.
4.1.3 Tulisan Fonetik
Tulisan fonetik yang dibuat untuk keperluan studi fonetik, sesungguhnya dibuat berdasarkan huruf-huruf dan aksara latin yang ditambah dengan sejumlah tanda diakritik dan sejumlah modifikasi terhadap huruf latin itu.
4.1.4 Klasifikasi Bunyi
Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal dan konsonan.
4.1.4.1 Klasifikasi Vokal
Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut.
4.1.4.2 Ditfong Atau Vokal Rangkap
Disebut ditfong karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama.
4.1.4.3 Klasifikasi Konsona
Berdasarkan tempat artikulasinya n kita mengenal konsonan:
- Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir bawah merapat pada bibir atas.
- Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah merapat pada bibir atas.
- Laminoalveolar, yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi, daun lidah menempel pada gusi.
- Dorsavelar, yaitu konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan langit-langit lunak.
Berdasarkan cara artikulasinya kita mengenal konsonan:
- Hambat (letupan, plosive, stip)
- Geseran atau frikatif.
- Paduan atau frikatif.
- Senggauan atau nasal.
- Getaran atau trill.
- Sampingan atau lateral.
- Hampiran atau aproksiman.
4.1.5 Unsur suprasegmental
4.1.5.1 Tekanan atau setress
4.1.5.2 Nada atau pitch
4.1.5.3 Jeda atau persediaan
4.1.6 Silabel
Silabel adalah satuan ritmiz terkescil dalam satua arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran
4.2 FONEMIK
4.2.1 Identifikasi fonem
Identifikasi sebuah fonem hanya berlaku dalam bahasa tertentu saja. Dalam bahasa Indonesia terdapat pada kata bebek lafalnya [bebek] dan kata bebe lafalnya [bebe].
4.2.2 Alofon
Bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem seperti bunyi [t] dan [th] untuk fonem [t] bahasa inggris diatas disebut alofon.
4.2.3 Klasifikasi fonem
Klasifikasi fonem sebenarnya sama dengan cara klasifikasi bunyi. Bedanya kalau bunyi-bunyi vocal dan kkonsonan itu banyak sekali,
maka fonem fokal dan fonem konsonan ini agak terbatas, sebab bunyi-bunyi yang dapat membedakan makna saja yang dapat menjadi fonem.
4.2.4 Khasanah fonem
Adalah banyak fonem yang terdapat dalam satu bahasa.
4.2.5 Perubahan Fonem
4.2.5.1 asilimasi dan Disilimasi
Asilimasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya sehingga bunyi itu menjadi sama atau menjadi ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya.
4.2.5.2 Netralisasi dn Akrofonem
4.2.5.3 Umlaut, Ablaut, dan Harmoni Vokal
Umlaut adalah perubahan vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vokal yang berikutnya yang lebih tinggi.
Ablaud adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa ido Jerman untuk menandai pelbagai fungsi gramatikal.
Perubahan bunyi yang disebut harmoni vokal atau keselarasan vokal terdapat dalam bahasa Turki.
4.2.5.4 Kontraksi
4.2.5.5 Metatesis dan Epentesis
4.2.5.6 Fonem dan Grafem
Tinggalkan Balasan